7 Cara mendidik anak hingga menjadi dewasa kelak - Mendewasakan anak itu tidak mudah



Anak adalah anugrah Tuhan. Keberadaan mereka tidak boleh diabaikan oleh orang tua sebab hal ini adalah salah satu tanggungjawab terindah. Indahnya hidup ini jika semua kanak-kanak ini menemukan tujuah hidupnya hingga sukses. Naas.... Betapa kacaunya keluarga kalau anak dirumah lebih suka membangkang bahkan melawan orang tuanya sendiri. Setiap orang tua tentu saja ingin buah hatinya kelak menjadi orang yang berhasil.

Mendidik anak itu gampang-gampang susah. Banyak orang yang mengatakan itu seperti "menggenggam seekor burung, jika terlalu kuat bisa mati namun apabila terlalu lembek dapat terbang dan lari begitu saja". Tidak perlu terlalu sering berkata-kata/bicara dan mengatur-ngatur kehidupannya. Terkadan orang tua harus membiarkan mereka lepas dan mencicipi pahit getirnya kehidupan.

Untuk dipahami oleh setiap ibu dan ayah dirumah bahwa anak dilahirkan bodoh, amoral dan antisosial. Kitalah yang mendidik agar mereka dengan sifat kebinatangannya yang penuh hawa nafsu itu diajarkan dan diarahkan untuk menjadi lebih manusiawi dari hari ke hari. Peran seperti inilah yang harus diingat baik-baik oleh setiap orang tua karena diluar saja masih banyak ortu yang selalu saja memenuhi semua keinginan anak-anaknya seolah mereka raja. Perilaku seperti ini (yang memanjakannya) justru membuat mereka tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya kelak ketika sudah dewasa.

Berikut ini akan saya share sebuah tulisan yang menunjukkan bagaimana bagaimana kita mendidik sikecil bukan dengan kata-kata melainkan di arahkan untuk langsung melakukannya sendiri. Seperti seorang anak perempuan yang lebih cepat dewasa dari yang laki-laki karena didikan yang diberikan pada mereka langsung dipraktekkan. Berikut penjelasan selengkapnya.

1. Lebih diperhatikan oleh orang tua

Perhatian kepada anak dalam hal ini tidaklah melulu soal memberikan ini dan itu melainkan lebih ditekankan tentang komunikasi. Komunikasi dengan orang tua yang ancar, berkelanjutan dan berkualitas lambat laun akan mempengaruhi bahkan mengubah cara pandang/ pola pikir hingga mendewasakannya. Perhatian dan komunikasi yang terbatas dengan mereka membuat transfer nilai-nilai kedewasaan melambat dan ada kecenderungan anak memperolehnya dari luar yang belum tentu baik. Nilai kedewasaan yang dimaksud di sini adalah pola pikir/ cara pandang, tutur kata, tingkah laku dan kebiasaan/ budaya yang baik dimasyarakat.

2. Lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang yang lebih tua

Dewasa adalah perkembangan pola pikir. Sebaiknya anak lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang yang lebih tua daripada sekedar bermain game terus menerus atau berkeliaran kesana-kemari tanpa tujuan. Moment bersama ortu turut mempengaruhi kepribadian mereka. Salah satu kemampuan anak adalah meniru sehingga dapat dikatakan bahwa ketika mereka lebih lama disamping mama-papanya maka saat itulah sikap-sikap orang tua di copas (copy/ paste) olehnya. Proses pembelajaran pada saat bersama memang tidak terasa seperti mengajari mereka namun sadar atau tidak merekalah  peniru ulung.

3. Mau mengalah

Kedewasaan seseorang berawal dari sikap yang mau mengalah. Mengalah adalah salah satu sikap orang dewasa. Melatih mereka agar mau mengalah itu wajar. Tidak perlu memaksa mereka untuk mengalah melainkan orang tua bisa mengarahkan mereka dengan memberi pengertian mengunakan kata-kata. Seperti, "adek yang sabar ya, Tuhan senang lho sama anak yang penyabar" sambari mengelus kepala atau punggungnya. Pastikan mereka mengalah karena diberi pemahaman yang baik bukan hasil tipu-tipu. Berbohong pada si adek bisa berakibat ia tidak patuh lagi pada ortu (krisis kepercayaan). Ingatlah bahwa kemauan untuk mengalah adalah sikap yang mencerminkan bahwa seorang anak mau dibentuk oleh orang tuanya. 

4. Bertanggung jawab terhadap diri sendiri

Pikiran yang dewasa berawal dari tanggungjawab terhadap diri sendiri. Tanggunggung jawab seperti ini tidak besar tapi setidaknya anak mampu mengembalikan ketempatnya apa yang telah ia pakai. Anak yang sudah diajari sejak dari masa kecilnya, seperti 
  • membuaka pakaian sendiri dan membawanya ke tempat cucian, 
  • sandal/ sepatu sendiri diletakkan di raknya,
  • buku setelah dibaca dikembalikan ketempatnya, 
  • setelah bermain dan mainan berserakan langsung dirapikan sendiri.
  • mencuci tangan sendiri sebelum makan, 
  • setelah makan piring, gelas dan sendok diletakkan ditempat kotor.
  • mencuci tangan dan kaki sendiri sebelum tidur 
  • dan masih banyak lagi yang berhubungan dengan bertanggungjawab terhadap diri sendiri. 
Tanggungjawab yang tekun dilakukan membuat mereka lebih siap untuk menjadi dewasa.

5. Masih kecil namun anak di ikut-ikutkan bersama orang tua untuk bekerja

Kedewasaan seseorang berawal dari tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sesudah anak melewati masa balita (memasuki sekolah dasar), alangkah baiknya jika mereka diberikan tanggung jawab kecil-kecilan seperti 
  • mengatur kamar sendiri, 
  • menyiram bunga di taman, 
  • disuruh untuk mengambil ini atau itu 
  • dan sebagainya yang sifatnya mudah dilakukan. 

Saat sudah besar dan mulai memasuki SMP (kelas 4, 5, atau 6 SD) alangkah baiknya jika anak dan orang tua bersama-sama (bekerja sama)

  • membersihkan rumah, 
  • merapikan gudang, 
  • memasak (cewek)
  • belanja (cewek) 
  • dan lain sebagainya. 

Jika ini rutin dilakukan niscaya secara perlahan-lahan akan mengajari anak untuk lebih bertanggungjawab dimana Tanggungjawab adalah salah satu ciri kedewasaan.

6. Lebih menghargai sistem senioritas di lingkungan pergaulan maupun sekolah

Seorang anak yang lebih menghargai sistem senioritas lebih luwes, senang bergaul dengan orang yang lebih tua darinya dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan sekitar maupun di sekolah. Bergaul dengan orang yang lebih senior (baik dalam hal umur, pendidikan dan pengalaman) tanpa disadari membantu mentransfer nilai-nilai kedewasaan kepada anak. Hal ini dilatih dengan cara :

  • mengarahkan mereka untuk mengalah pada orang dewasa disaat yang tepat 
  • arahkan juga untuk mengapresiasi/ setidaknya bertepuk tangan saat teman-temannya mampu menggapai/ meraih sesuatu yang lebih (seperti kejuaraan atau yang lainnya). 

7. Hidup mandiri jauh dari kasih sayang orang tua adalah puncaknya

Pada akhirnya anak yang memilih untuk hidup mandiri jauh dari orang tua akan lebih dewasa. Hidup sendiri jauh dari perhatian ortu mengajarkan seorang tentang banyak hal. Dalam kesempatan ini mereka akan menjadi orang yang benar-benar dewasa dalam menjalani hidup sebab ada tantangan langsung yang dihadapi baik dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Berikut penjelasannya:

  • Mulai dari bertanggungjawab terhadap diri sendiri, 
  • menyelesaikan masalah sendiri, 
  • menemukan semangat ditengah kesendiriaan, 
  • mulai mengerti betapa berharganya seorang teman, 
  • mulai peduli dengan lingkungan sekitar dan lain sebagainya.

Kesiapan anak untuk hidup mandiri dan jauh dari orang tua tergantung dari tanggungjawab-tanggungjawab kecil yang dulu pernah ia tekuni saat bersama keluarganya. Saat mereka bisa menemukan kebahagiaan yang halal diluar sana maka kehidupan mereka akan lebih terarah hingga mereka sukses kelak.

Mereka sudah menjadi dewasa ketika ia mampu yakin dengan diri sendiri, mampu menemukan kebahagiaan sendiri, dan mampu memenuhi kebutuhan sendiri bahkan orang lain. Jadilah orang tua cerdas untuk mendidik anak yang cerdas pula.

Salam orang tua hebat
referensi : mengapa perempuan lebih cepat dewasa daripada laki-laki?

0 Response to "7 Cara mendidik anak hingga menjadi dewasa kelak - Mendewasakan anak itu tidak mudah"

Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama