Manusia Dalam Lingkaran Kebencian


Manusia hidup dalam petak-petak kehidupan didunia yang fana ini. Dibatasi oleh tangan, kaki, telinga, hidung, mata dan pikiran, dipanggil oleh hari kematian dan didorong oleh nafsu yang terobsesi.
Apalah artinya hidup ini, bila kita penuh dengan kepalsuan :
Tertawa tapi sesungguhnya bersedih.
Tersenyum tapi sesungguhnya tersakiti.
Diam tenang tapi sesungguhnya bertanya-tanya.

Dalam petak kehidupannya, mencoba untuk mencari kesenangan. Selama ini terasa dingin dan hampa. Mencari suasana yang baru dengan keluar dari kotaknya. Merasa bebas dan tak terkendali hingga akhirnya ia sadar kesenangannya telah membuang banyak waktu berharga.

Manusia sudah terbiasa berdosa. Sampai-sampai ia tidak menyadari bahwa selama ini ia bergeliat dalam dosa. Senang dalam dosa dan merasa tidak masalah berbaur dengan dosa. Padahal keadaan ini telah menyebabkan kekosongan yang sia-sia. Yang jahat tidak akan bertahan lama. Semua gemerlap itu akan segera berlalu bahkan memakan korban. Jika saat itu tiba, orang-orang saling menyalahkan dan masing-masing merasa benar padahal dibelakang seperti yang sudah-sudah. Tangan mengambil yang tak pantas, mata melihat yang salah, kaki bergegas pada kejahatan dan pikiran melayang-layang dalam nafsu yang membabi buta.

Manusia menyatiki lagi dan lagi. Manusia menekan terus dan terus. Berpikir dapat memperoleh keuntungan dari semua yang terjadi. Padahal dia tidak menyadari sedang menggali pelubang untuk dirinya sendiri. Tidak mengerti bahwa ia sedang memasang jerat di jalan yang ia lalui. Manusia dengan segala keangkuhannya tidak akan bertahan lama. Ia meninggikan dirinya pada yang bukan hakknya. Merasa hebat padahal ia hanyalah penonton saja. Itulah hebohnya manusia, hanya bisa berkata-kata padahal melakukannya tidak pernah.

Manusia selalu merasa benar, selalu merasa kuat. Padahal mereka telah melebihi batas-batas kesabaran. Bertindak sesuka hati sehingga menimbulkan kebencian dimana-mana. Tidak ada yang mau mengalah apalagi tunduk. Mereka sekalian telah benar-benar murtad dan meninggalkan ajaran kasih sejati. Mereka dikuasai oleh keinginan untuk menang sendiri yang menyebabkan banyak orang tertindas yang menimbulkan kecelakaan dimana-mana.
Simak juga, Rasa kesal yang datangnya cepat
Manusia tidak akan bertahan dengan segala kekuatannya.
Manusia tidak akan berjaya dengan segala semaraknya.
Manusia tidak akan maju dengan segala nafsu yang ia bangga-banggakan.
Karena mereka tidak segera bertobat maka tangan Tuhan sendirilah yang akan menekan.
Kuat kuasa Yang Maha Mulia akan langsung menghalau dan menentang mereka.
Sebab mereka di tinggikan untuk ditekukkan ke dasar-dasar jurang yang paling dalam.
Sehingga mereka menjadi kesaksian untuk menyatakan Kedasyatan Allah Yang Maha Mulia.
Sedang orang-orang luar biasa
Memandang kebencian sebagai tantangan
Melihat tekanan sebagai proses pembentukan
membalas kebaikan ganti kejahatan
menjalin kasih ganti kebencian
menjaga kesantunan ganti kekerasan
Mereka adalah orang-orang yang mematahkan lingkaran kebencian
Orang-orang yang memulai berbuat baik kepada musuh-musuhnya

Salam sukses mulia!
Baca juga, Cara menghilangkan rasa benci

0 Response to "Manusia Dalam Lingkaran Kebencian"

Berkomentarlah yang santun dan cerdas untuk kepentingan bersama