10 Cara Mendidik Dan Mendewasakan Anak Muda : Masukan Bagi Orang Dewasa



Jika di Ekstraksi inti dari tulisan ini adalah KEMANDIRIAN. Jika ingin mengubah anak muda, BIARKAN KAMI: 
  1. Biarkan kami merasakan bahwa hidup tidak mudah.
  • Biarkan kami berusaha dan berjuang untuk hidup.
  • Biarkan kami merasakan sakit.
  • Biarkan kami merasakan kehilangan.
Karena inilah semua yang kelak membuat kami lebih tulus, lebih santun dan pada akhirnya LEBIH MULIA.
Saya, pemuda yang tidak mudah takluk oleh apapun dan oleh siapapun. Sebagai orang muda, harus menjadi orang yang mau diubah dan diarahkan oleh orang lain. Satu kelemahan besar dari seorang pemuda (baik perempuan maupun laki-laki) adalah tidak adanya / kurangnya pengalaman.

Sebagai anak muda harus lebih banyak mendengarkan dari pada bicara. Suatu saat, kita juga akan dapat giliran untuk berbicara.

Sebagai anak muda, saya selalu bisa memahami apa yang kami inginkan, jika pihak lain terutama orang tua ingin mengubah pemikiran kami yang cenderung melayang-layang dan mengabaikan realitas juga kenyataan. Inilah dia cara yang mungkin dilakukan untuk mendidik dan mengubah kami yang keras kepala ini :

 1. Dekatlah dihati kami.

Kami bukanlah "hewan piaraan" yang hanya perlu diberi makan, dimandiin, diberikan jajan dan dibawa ke dokter bila sakit. Kami butuh sesuatu yang lebih. Taukah orang dewasa betapa senangnya kami? Taukah orang dewasa betapa sedihnya kami? Taukah orang dewasa bagaimana kehidupan kami disekolah, dikampus atau rutinitas kami yang lainnya? Taukah orang dewasa, apa keinginan kami, yang paling kami butuhkan saat ini?

2. Jadilah Contoh Yang Baik.

Mau mengubah pola pikir seorang pemuda? Anda harus menjadi pemandu kami dan berdiri didepan. Artinya, Orang dewasa jangan hanya bisa bicara soal ini-itu padahal dia sendiri tidak melakukan apa-apa bahkan mereka melanggar sendiri peraturan yang mereka buat. Orang muda butuh "Contoh Yang Baik".

3. Berilah Nasehat di Saat yang Tepat.

Carilah suasana dimana kami lagi santai dan tidak sedang terbeban oleh sesuatu. Pemahaman kami begitu sempit sehingga saat melakukan sesuatu sambil mendengarkan nasihat dari orang dewasa membuat pikiran kami kacau akhirnya apa yang kami kerjakan tidak kunjung selesai. Saat yang tepat, seperti:
  • Orang dewasa perlu mengatur dan menjadwalkan waktu khusus untuk berbicara dari hati.
  • Sesaat sebelum makan malam, mungkin bisa dipertimbangkan. Ingat: sebelum makan malam.
  • Hindari menasehati kami, saat:
    Kami lagi makan.
    Kami lagi mengerjakan tugas.
    Kami lagi capek dan mau tidur.
    Muka kami lagi cemberut.

4. Sampaikan Nasihat yang Baik dengan Jelas Tidak Bertele-Tele.

Otak kami ini seperti "Balon". Ketika orang dewasa mengisinya lagi dan lagi dalam suatu waktu yang sama. Membuat "Balon" ini kelebihan kapasitas dan akhirnya "Pecah". Apa yang disampaikan orang dewasa sudah hilang dari pikiran ini. Nasihat yang Cerewet seolah membuat kami tahu segala sesuatu. Sesungguhnya, itu adalah awal kami membenci sesuatu itu.

5. Kami Mudah Lupa, Sampaikan Secara Berkala dan Terus Menerus.

Ini adalah tantangan bagi orang dewasa. Apalagi kalau kami keras kepala. Seolah ada tembok besar di dalam hati kami sehingga tembok itu membuat kami kebal nesehat. Orang dewasa harus tekun menasehati kami, terus dan terus, hingga akhirnya tembok itu hancur. Orang dewasa yang mampu menghancurkan tembok itu adalah orang yang paling berharga dalam hidup kami. Kami akan mengenang anda sebagai pahlawan perubahan dalam hidup kami yang singkat.
Tolong dibedakan : antara menyampaikan secara berkala dan menyampaikan dengan bertele-tele (cerewet).

6. Jangan Lupa Menghukum, Jika Kami Salah.

Kami punya trend "Gak Berdarah, Gak Seru". Hukuman diperlukan untuk membuat hati kami yang mati rasa kembali terhentak. Kami lebih berkenan hukuman sosial bukan hukuman yang menggunakan kekerasan. Jika kami sadar dan tahu persis kesalahan itu, di saat itulah hukuman yang kami terima tidak akan sia-sia tetapi jika kami tidak tahu persis letak kesalahan itu maka saat itu juga kami akan membangkang.

7. Biarkan Kami Jatuh dan Mencicipi Sakitnya Hidup.

Kami seperti kancil yang meloncat-loncat kian kemari tanpa tahu bahaya didepan. Terjerat dalam jaring bencana membuat kami lebih mengerti dan mawas diri dimasa-masa yang akan datang. Biarlah kami terluka dan biarlah kami tersakiti karena itulah yang akan membumbui hidup kami menjadi lebih "enak" tentunya.

8. Selalu Dukung Kami dengan Kata-Kata Positif yang Membangun.

Walau kami mengatakan "kami kuat", sebenarnya kami lemah. Walau kami mengatakan "kami hebat" sebenarnya kami tidak bisa apa-apa tanpa orang dewasa yang selalu mendukung kami. Walau mulut kami berkata "tidak", sebanarnya kami membutuhkannya. Kami angkuh, itu ciri generasi kami.

Perhatikanlah, jangan terlalu berlebihan memberi dukungan, ada batas antara campur tangan orang dewasa dalam hidup kami. Selalu ada untuk mendukung kami namun biarkan kami mandiri.

9. Ajari Kami Kerja.

Kami jelas tidak mau disuruh-suruh ini dan itu. Tapi jangan biarkan kami dalam keegoisan ini. Ajari kami untuk setidak-tidaknya bisa mengurus diri sendiri, mulai dari merapikan kamar sendiri, setrika baju sendiri, cuci pakaian sendiri. Jangan sungkan mendesak kami membersihkan rumah, pekarangan bahkan membantu pekerjaan kalian (ortu). Jika kami di beri kesempatan, izinkan kami untuk buka usaha sendiri (young enterpreneur) agar kami lebih siap menghadapi dunia yang keras didepan kami.

10. Bawalah Kami dalam Doa.

Hanya orang dewasa seorang tidak mampu menghancurkan tembok di hati kami. Mereka perlu "The Power Of God" untuk menghancurkan tembok itu dari dalam.
Orang muda masih labil, masih minim pengalamannya. Kami butuh dukungan dari orang dewasa. Hanya saja, biarkanlah kami "jadi diri sendiri". Bila pilihan kami salah, pastilah kami akan terhentak dan jatuh. Disinilah kami butuh dukungan orang dewasa.
Bandingkan juga, Cara mendewasakan anak perempuan dan laki-laki
Salam Pemuda Indonesia.